Kas merupakan akun paling likuid pada unsur aset di laporan keuangan. Pada umumnya kas dibagi
menjadi kas besar dan kas kecil. Kas besar adalah kas yang digunakan untuk
transaksi utama. Kas kecil digunakan untuk pengeluaran rutinitas atau keperluan
operasional harian.
Pada pelaporan laporan
keuangan, kas kecil dicatat dengan dua metode, yaitu Imprest Method dan Fluktuation
Method. Secara mudahnya di dunia akuntans, Imprest Method dapat dilihat dari jumlah kas kecil yang saldo nya
selalu tetap pada setiap pelaporan laporan keuangan. Tapi bagaimana bisa,
sedangkan jumlah yang tetap dapat diartikan tidak adanya transaksi. Oleh karena
itu, pada bagian pemegang kas kecil dengan metode ini harus membuat catatan
khusus akan pengeluaran dari penggunaan kas. Laporan kas tersebut digunakan
pada waktu pengisian kas kecil. Langsung ke contoh.
Berikut adalah
transaksi bulan Januari 2014:
No
|
Keterangan
|
Nominal
|
1
|
Biaya
bensin
|
Rp
700.000,00
|
2
|
Biaya
makan auditor
|
Rp
300.000,00
|
3
|
Biaya
pembelian kopi
|
Rp
150.000,00
|
4
|
Biaya
listrik dan air
|
Rp
300.000,00
|
5
|
Biaya
telephon dan internet
|
Rp
450.000,00
|
Jumlah
|
Rp
1.900.000,00
|
Pengisian kas
kecil dilakukan pada tanggal satu setiap bulannya. Saldo kas kecil sudah
ditetapkan sebagai kebijakan sebesar Rp 2.000.000,00 dengan batas limid untuk
segera dilakukan pengisian sebesar Rp 50.000,00.
1. Imprest Method
Pada penggunaan
metode ini, kita sudah tahu bahwa saldo dari kas kecil selalu pada jumlah yang
konstan meski pada kenyataan nya ada pengeluaran dari kas kecil tersebut. Oleh
karena itu, pemegang kas harus memiliki pembukuan tersendiri tentang pengeluaran nya.
Pembukuan tersebut dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung pengeluaran kas untuk
melakukan pengisian kas kecil kembali.
Seperti data
contoh di atas, pemegang kas sudah melakukan pembukuan tentang pengeluaran kas
selama bulan Januari. Jumlah pengeluaran kas kecil selama bulan Januari sebesar
Rp 1.900.000,00. Oleh karena itu, secara fisik, uang di kas kecil sebesar Rp
100.000,00 dari (Rp 2.000.000,00 - Rp 1.900.000,00). Namun pada pencatatan nya
pada laporan keuangan, saldo kas kecil tidak mengalami perubahan.
Tidak adanya
perubahan saldo pada kas kecil dikarenakan tidak dilakukannya jurnal atas
transaksi pengeluaran kas. Transaksi pengeluaran kas itu hanya dibukukan, lalu
dilakukan pengisian kas kecil dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya
bensin
|
Rp
700.000,00
|
|
|
Biaya
makan auditor
|
Rp
300.000,00
|
|
|
Biaya
pembelian kopi
|
Rp
150.000,00
|
|
|
Biaya
listrik dan air
|
Rp
300.000,00
|
|
|
Biaya
telephon dan internet
|
Rp
450.000,00
|
|
|
|
Kas
besar/Bank
|
|
Rp
1.900.000,00
|
Dapat kita
lihat, pada prosedur pencatatan saat pengisian kas kecil tampak Kas Besar/Bank
yang digunakan untuk melakukan pengeluaran-pengelauran tersebut meski secara
fisik kas kecil lah yang digunakan. Dan kas besar/bank yang dikeluarkan
langsung masuk ke kas kecil secara fisik.
2. Fluktuation Method
Pada penggunaan
metode ini dalam pencatatan kas kecil akan tampak bahwa terdapat perubahan saldo
kas kecil dari aktivitas penggunaannya. Jadi secara konsep metode ini berbeda
dengan Imprest Method. Dengan
menggunakan data soal yang sama di atas, pemegang kas tidak membuat pencatatan
tersendiri di luar buku besar pelaporan keuangan atas penggunaan kas. Segala
aktivitas dari kas kecil langsung dilakukan jurnal sebagai berikut:
Biaya
bensin
|
Rp
700.000,00
|
|
|
Biaya
makan auditor
|
Rp
300.000,00
|
|
|
Biaya
pembelian kopi
|
Rp
150.000,00
|
|
|
Biaya
listrik dan air
|
Rp
300.000,00
|
|
|
Biaya
telephon dan internet
|
Rp
450.000,00
|
|
|
|
Kas
kecil
|
|
Rp
1.900.000,00
|
Pada jurnal
tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah saldo kas kecil mengalami perubahan yang
dapat digambarkan pada buku besar kas kecil sebagai berikut:
Kas
Kecil
|
|
Rp 2.000.000,00
|
Rp 1.900.000,00
|
Saldo : Rp 100.000,00
|
|
Dapat kita
lihat, bahwa saldo kas kecil yang tercatat sebesar Rp 100.000,00. Saldo ini yang
akan dicantumkan pada laporan keuangan jika tidak ada mutasi dari transaksi.
Namun jika ada pengisian kembali kas kecil, maka jurnal yang akan dicantumkan
adalah sebagai berikut:
Kas
kecil
|
Rp
1.900.000,00
|
|
|
|
Kas
Besar/Bank
|
|
Rp
1.900.000,00
|
Sehingga pada
buku besar kecil akan tampak sebagai berikut:
Kas
Kecil
|
|
Rp 100.000,00
|
|
Rp 1.900.000,00
|
|
Saldo : Rp 2.000.000,00
|
|
Pada buku besar
kas kecil di atas tampak bahwa saldo kas kecil sebesar Rp 2.000.000,00 setelah
dilakukan pengisian.
Pada akhirnya,
perbedaan kedua metode ini tampak saat pengisian kembali kas kecil. Imprest Method tampak kas besar/bank
yang menggantikan semua pengeluaran kas kecil namun tidak terlihat pencatatan
yang menggambarkan secara eksplisit pengisian kas kecil. Namun, pada Fluktuation Method dapat kita lihat kas
kecil digambarkan secara eksplisit memiliki mutasi akibat transaksi yang
terjadi. Pada pengisian kas kecil pun, terlihat dengan jelas bahwa kas besar
digunakan untuk mengisi kas kecil.
http://www.krishandsoftware.com/blog/448/dana-kas-kecil-dan-penerapannya/
BalasHapushttp://www.krishandsoftware.com/blog/448/dana-kas-kecil-dan-penerapannya/
BalasHapus