Berdasarkan
PSAK, persediaan memiliki tiga jenis definisi yaitu; bahan atau barang yang
diperjualbelikan dalam kegiatan usaha
normal perusahaan. Persediaan adalah bahan atau barang dalam proses produksi
untuk mendukung penjualan dalam kegiatan usaha normal. Persediaan juga
didefinisikan sebagai bahan atau barang yang digunakan untuk menyediakan barang
atau jasa.
Pada PSAK telah
ditentukan bahwa rumus yang digunakan untuk menentukan saldo persediaan adalah
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama dan Metode Rata-Rata Tertimbang. Berikut
adalah data transaksi persediaan (PT Distribusi TV) selama bulan Januari 2014 yang
akan digunakan untuk lebih memahami kedua metode ini.
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
@
|
02
Januari 2014
|
Pembelian
|
100.000
|
Rp 2.000.000,00
|
09
Januari 2014
|
Penjualan
|
50.000
|
Rp 2.500.000,00
|
16
Januari 2014
|
Pembelian
|
70.000
|
Rp 2.100.000,00
|
23
Januari 2014
|
Penjualan
|
30.000
|
Rp 2.500.000,00
|
25
Januari 2014
|
Penjualan
|
50.000
|
Rp 2.500.000,00
|
27
Januari 2014
|
Pembelian
|
150.000
|
Rp 2.150.000,00
|
30
Januari 2014
|
Penjualan
|
120.000
|
Rp 2.000.000,00
|
Dari data di
atas maka akan dibuatkan jurnal-jurnal sebagai berikut:
Tanggal
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
02
Januari 2014
|
Pembelian
Kas
|
Rp 200.000.000.000,00
|
Rp 200.000.000.000,00
|
09
Januari 2014
|
Kas
Penjualan
|
Rp 125.000.000.000,00
|
Rp 125.000.000.000,00
|
16
Januari 2014
|
Pembelian
Kas
|
Rp 147.000.000.000,00
|
Rp 147.000.000.000,00
|
23
Januari 2014
|
Kas
Penjualan
|
Rp 75.000.000.000,00
|
Rp 75.000.000.000,00
|
25
Januari 2014
|
Kas
Penjualan
|
Rp 125.000.000.000,00
|
Rp 125.000.000.000,00
|
27
Januari 2014
|
Pembelian
Kas
|
Rp 325.500.000.000,00
|
Rp 322.500.000.000,00
|
30
Januari 2014
|
Kas
Penjualan
|
Rp 300.000.000.000,00
|
Rp 300.000.000.000,00
|
Sehingga data
penjualan dan pembelian yang dimiliki dapat dirangkum sebagai berikut:
Tanggal
|
Penjualan
|
Pembelian
|
02
Januari 2014
|
Rp 200.000.000.000,00
|
|
09
Januari 2014
|
Rp 125.000.000.000,00
|
|
16
Januari 2014
|
Rp 147.000.000.000,00
|
|
23
Januari 2014
|
Rp 75.000.000.000,00
|
|
25
Januari 2014
|
Rp 125.000.000.000,00
|
|
27
Januari 2014
|
Rp 322.500.000.000,00
|
|
30
Januari 2014
|
Rp 300.000.000.000,00
|
|
Jumlah
|
Rp 625.000.000.000,00
|
Rp 669.500.000.000,00
|
Pada data di
atas dapat kita lihat jumlah penjualan dan pembelian yang dilakukan selama
bulan Januari 2014. Namun, laba rugi yang dicatat dalam laporan keuangan akan
berbeda jika perusahaan menerapkan salah satu dari dua metode rumus persediaan.
Agar lebih paham, mari kita bandingkan kedua metode rumus persediaan ini:
1. Metode Masuk
Pertama Keluar Pertama
Berikut adalah
proses rumus penentuan nilai persediaan dengan menggunakan Metode Masuk Pertama
Keluar Pertama.
Tanggal
|
Pembelian
|
Penjualan
|
Saldo
|
||||||
Kuantitas
|
Harga
@
|
Total
|
Kuantitas
|
Harga
@
|
Total
|
Kuantitas
|
Harga
@
|
Total
|
|
02
|
100.000
|
2.000.000
|
100.000
|
2.000.000
|
200.000.000.000
|
||||
09
|
50.000
|
2.000.000
|
100.000.000.000
|
50.000
|
2.000.000
|
100.000.000.000
|
|||
16
|
70.000
|
2.100.000
|
147.000.000.000
|
50.000
70.000
|
2.000.000
2.100.000
|
100.000.000.000
147.000.000.000
|
|||
23
|
30.000
|
2.000.000
|
60.000.000.000
|
20.000
70.000
|
2.000.000
2.100.000
|
40.000.000.000
147.000.000.000
|
|||
25
|
20.000
30.000
|
2.000.000
2.100.000
|
40.000.000.000
63.000.000.000
|
40.000
|
2.100.000
|
84.000.000.000
|
|||
27
|
150.000
|
2.150.000
|
322.500.000.000
|
40.000
150.000
|
2.100.000
2.150.000
|
84.000.000.000
322.500.000.000
|
|||
30
|
40.000
80.000
|
2.100.000
2.150.000
|
84.000.000.000
172.000.000.000
|
70.000
|
2.150.000
|
150.500.000.000
|
Dari perhitungan
data di atas dapat kita lihat saldo akhir persediaan sebesar Rp 150.500.000.000,00.
Lalu perlakuan pencatatan persediaan di atas dapat dijelaskan dengan
jurnal-jurnal dan buku besar berikut:
Tanggal
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
02
Januari 2014
|
Persediaan
Perubahan Stock
|
Rp 200.000.000.000,00
|
Rp 200.000.000.000,00
|
09
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 100.000.000.000,00
|
Rp 100.000.000.000,00
|
16
Januari 2014
|
Persediaan
Perubahan Stock
|
Rp 147.000.000.000,00
|
Rp 147.000.000.000,00
|
23
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 60.000.000.000,00
|
Rp 60.000.000.000,00
|
25
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 103.000.000.000,00
|
Rp 103.000.000.000,00
|
27
Januari 2014
|
Persediaan
Perubahan Stock
|
Rp 322.500.000.000,00
|
Rp 322.500.000.000,00
|
30
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 256.000.000.000,00
|
Rp 256.000.000.000,00
|
Buku
Besar
Persediaan
|
Perubahan
Stock
|
|||
Rp 200.000.000.000,00
|
Rp 100.000.000.000,00
|
Rp 100.000.000.000,00
|
Rp 200.000.000.000,00
|
|
Rp 147.000.000.000,00
|
Rp 60.000.000.000,00
|
Rp 60.000.000.000,00
|
Rp 147.000.000.000,00
|
|
Rp 322.500.000.000,00
|
Rp 103.000.000.000,00
|
Rp 103.000.000.000,00
|
Rp 322.500.000.000,00
|
|
Rp 256.000.000.000,00
|
Rp 256.000.000.000,00
|
|||
Rp 669.500.000.000,00
|
Rp 519.000.000.000,00
|
Rp 519.000.000.000,00
|
Rp 669.500.000.000,00
|
|
Rp 150.500.000.000,00
|
Rp 150.500.000.000,00
|
Sekarang kita
sudah tahu bagaimana, cara melakukan pencatatan atas perubahan stock, sekarang
kita akan menentukan laba yang dimiliki dari perhitungan persediaan dengan
menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama.
Penjualan
|
Rp 625.000.000.000,00
|
||
HPP
|
|||
Persediaan awal
|
Rp
0,00
|
||
Pembelian
|
Rp 669.500.000.000,00
|
||
Perubahan stock
|
(Rp
150.500.000.000,00)
|
||
Jumlah HPP
|
(Rp
519.000.000.000,00)
|
||
Laba Kotor
|
Rp 106.000.000.000,00
|
2. Metode
Rata-Rata Tertimbang
Berikut adalah
proses rumus penentuan nilai persediaan dengan menggunakan Metode Rata-Rata
Tertimbang.
Tanggal
|
Pembelian
|
Penjualan
|
Saldo
|
||||||
Kuantitas
|
Harga
@
|
Total
|
Kuantitas
|
Harga
@
|
Total
|
Kuantitas
|
Harga
@
|
Total
|
|
02
|
100.000
|
2.000.000
|
100.000
|
2.000.000
|
200.000.000.000
|
||||
09
|
50.000
|
2.000.000
|
100.000.000.000
|
50.000
|
2.000.000
|
100.000.000.000
|
|||
16
|
70.000
|
2.100.000
|
147.000.000.000
|
50.000
70.000
120.000
|
2.000.000
2.100.000
2.058.333
|
100.000.000.000
147.000.000.000
247.000.000.000
|
|||
23
|
30.000
|
2.058.333
|
61.750.000.000
|
90.000
|
2.058.333
|
185.250.000.000
|
|||
25
|
50.000
|
2.058.333
|
102.916.666.667
|
40.000
|
2.058.333
|
82.333.333.333
|
|||
27
|
150.000
|
2.150.000
|
322.500.000.000
|
40.000
150.000
190.000
|
2.058.333
2.150.000
2.130.702
|
82.333.333.333
322.500.000.000
404.833.333.333
|
|||
30
|
120.000
|
2.130.702
|
255.684.240.000
|
70.000
|
2.130.702
|
149.149.093.333
|
Dari perhitungan
data di atas dapat kita lihat saldo akhir persediaan sebesar Rp 150.500.000.000,00.
Lalu perlakuan pencatatan persediaan di atas dapat dijelaskan dengan
jurnal-jurnal dan buku besar berikut:
Tanggal
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
02
Januari 2014
|
Persediaan
Perubahan Stock
|
Rp 200.000.000.000,00
|
Rp 200.000.000.000,00
|
09
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 100.000.000.000,00
|
Rp 100.000.000.000,00
|
16
Januari 2014
|
Persediaan
Perubahan Stock
|
Rp 147.000.000.000,00
|
Rp 147.000.000.000,00
|
23
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 61.750.000.000,00
|
Rp 61.750.000.000,00
|
25
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 102.916.666.667,00
|
Rp 102.916.666.667,00
|
27
Januari 2014
|
Persediaan
Perubahan Stock
|
Rp 322.500.000.000,00
|
Rp 322.500.000.000,00
|
30
Januari 2014
|
Perubahan Stock
Persediaan
|
Rp 255.684.240.000,00
|
Rp 255.684.240.000,00
|
Buku
Besar
Persediaan
|
Perubahan
Stock
|
|||
Rp 200.000.000.000,00
|
Rp 100.000.000.000,00
|
Rp 100.000.000.000,00
|
Rp 200.000.000.000,00
|
|
Rp 147.000.000.000,00
|
Rp 61.750.000.000,00
|
Rp 61.750.000.000,00
|
Rp 147.000.000.000,00
|
|
Rp 322.500.000.000,00
|
Rp 102.916.666.667,00
|
Rp 102.916.666.667,00
|
Rp 322.500.000.000,00
|
|
Rp 255.684.240.000,00
|
Rp 255.684.240.000,00
|
|||
Rp 669.500.000.000,00
|
Rp 520.350.906.667,00
|
Rp 520.350.906.667,00
|
Rp 669.500.000.000,00
|
|
Rp 149.149.093.333,00
|
Rp 149.149.093.333,00
|
Sekarang kita
sudah tahu bagaimana, cara melakukan pencatatan atas perubahan stock, sekarang
kita akan menentukan laba yang dimiliki dari perhitungan persediaan dengan
menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama.
Penjualan
|
Rp 625.000.000.000,00
|
||
HPP
|
|||
Persediaan awal
|
Rp 0,00
|
||
Pembelian
|
Rp 669.500.000.000,00
|
||
Perubahan stock
|
(Rp
149.149.093.333,00)
|
||
Jumlah HPP
|
(Rp
520.350.906.667,00)
|
||
Laba Kotor
|
Rp 104.649.093.333,00
|
Dapat kita lihat
bahwa dengan menggunakan metode persediaan yang berbeda menghasilkan jumlah
laba yang dicatat berbeda pula. Tampak laba yang menggunakan Metode Masuk
Pertama Keluar Pertama memiliki laba yang lebih besar sebesar Rp 1.350.906.667,00
(Rp 106.000.000.000,00 - Rp 104.649.093.333,00) dibandingkan dengan Metode
Rata-Rata Tertimbang. Secara kinerja perusahaan, laporan keuangan dengan Metode
Masuk Pertama Keluar Pertama menunjukan hasil yang lebih baik. Tapi jangan
salah, tidak sedikit perusahaan yang juga menggunakan Metode Rata-Rata
Tertimbang. Hal ini dikarenakan dalam aspek perpajakan, perusahaan dapat
mengurangi beban pajak sebesar Rp 337.726.666,75 (Rp 1.350.906.667,00 x 25%).
Cukup signifikan kan dampak dari kedua metode ini, namun semua bergantung pada
kebijakan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar