Amortisasi dapat
diartikan sebagai pembebanan secara sistematis dan proporsional atas aset tidak
berwujud. Aset tidak berwujud yang diamortisasi biasanya berupa biaya dibayar
di muka. Langsung saja ke beberapa contoh berikut ini:
1. Asuransi
Perusahaan membayar
premi asuransi kecelakaan untuk kendaraan yang dimiliki pada tanggal 2 Januari
2014 sebesar Rp 135.000.000,00. Masa tanggungan atas perikatan tersebut selama
4 tahun. Maka pada saat penempatan dananya tanggal 2 Januari 2014, perusahaan
mencatat dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya
dibayar di muka - Asuransi kendaraan
|
Rp
135.000.000,00
|
|
|
|
Bank
|
|
Rp
135.000.000,00
|
Setiap tanggal
pelaporan laporan, perusahaan harus membebankan biaya dibayar di muka tersebut
setiap tahunnya sampai habis masa manfaatnya yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tahun
|
Perhitungan
|
Nominal
|
2014
|
Rp
135.000.000,00 : 4 =
|
Rp 33.750.000,00
|
2015
|
Rp
135.000.000,00 : 4 =
|
Rp 33.750.000,00
|
2016
|
Rp
135.000.000,00 : 4 =
|
Rp 33.750.000,00
|
2017
|
Rp
135.000.000,00 : 4 =
|
Rp 33.750.000,00
|
Jumlah
|
Rp
135.000.000,00
|
Maka jurnal yang
akan dilakukan perusahaan setiap tahunnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahun
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
2014
|
Biaya
asuransi
Amortisasi biaya asuransi
|
Rp 33.750.000,00
|
Rp 33.750.000,00
|
2015
|
Biaya
asuransi
Amortisasi biaya asuransi
|
Rp 33.750.000,00
|
Rp 33.750.000,00
|
2016
|
Biaya
asuransi
Amortisasi biaya asuransi
|
Rp 33.750.000,00
|
Rp 33.750.000,00
|
2017
|
Biaya
asuransi
Amortisasi biaya asuransi
|
Rp 33.750.000,00
|
Rp 33.750.000,00
|
2. Sewa
pada tanggal 10
Oktober 2014 perusahaan menyewa rukoh sebagai kantor pemasaran sebesar Rp
500.000.000,00. Pada perikatan, jangka waktu sewa bangunan selama 5 tahun. Maka
jurnal penempatan dana dan perhitungan amortisasinya sebagai berikut:
Biaya
dibayar di muka - Sewa Rukoh
|
Rp
500.000.000,00
|
|
|
|
Bank
|
|
Rp
500.000.000,00
|
Tahun
|
Perhitungan
|
Nominal
|
2014
|
Rp
500.000.000,00 : 5 x 3 : 12 =
|
Rp 25.000.000,00
|
2015
|
Rp
500.000.000,00 : 5 =
|
Rp
100.000.000,00
|
2016
|
Rp
500.000.000,00 : 5 =
|
Rp
100.000.000,00
|
2017
|
Rp
500.000.000,00 : 5 =
|
Rp
100.000.000,00
|
2018
|
Rp
500.000.000,00 : 5 =
|
Rp
100.000.000,00
|
2019
|
Rp
500.000.000,00 : 5 x 9 : 12 =
|
Rp 75.000.000,00
|
Jumlah
|
Rp
500.000.000,00
|
Catatan :
Amortisasi selama
satu tahun untuk sewa rukoh sebesar Rp 100.000.000,00, maka untuk tahun 2014
hanya berlaku 3 bulan (Rp 25.000.000,00) dan untuk tahun 2019 hanya berlaku 9
bulan (Rp 75.000.000,00). Jurnal untuk transaksi di atas sebagai berikut:
Tahun
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
2014
|
Biaya
sewa
Amortisasi biaya sewa
|
Rp 25.000.000,00
|
Rp 25.000.000,00
|
2015
|
Biaya
sewa
Amortisasi biaya sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2016
|
Biaya
sewa
Amortisasi biaya sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2017
|
Biaya
sewa
Amortisasi biaya sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2018
|
Biaya
sewa
Amortisasi biaya sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2019
|
Biaya
sewa
Amortisasi biaya sewa
|
Rp 75.000.000,00
|
Rp 75.000.000,00
|
Pencatatan di
atas jika kita lihat pada posisi si penyewa, lalu bagaimana jika kita lihat
dari sisi yang menyewakan rukohnya. Sebenarnya perhitungannya sama, hanya model
pencatatanya yang berbeda. Jadi berikut ada jurnal penerimaan dana dan
amortisasinya setiap tahun:
Bank
|
Rp
500.000.000,00
|
|
|
|
Pendapatan
diterima di muka - Sewa Rukoh
|
|
Rp
500.000.000,00
|
Tahun
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
2014
|
Pendapatan diterima
di muka
Pendapatan sewa
|
Rp 25.000.000,00
|
Rp 25.000.000,00
|
2015
|
Pendapatan diterima
di muka
Pendapatan sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2016
|
Pendapatan diterima
di muka
Pendapatan sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2017
|
Pendapatan diterima
di muka
Pendapatan sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2018
|
Pendapatan diterima
di muka
Pendapatan sewa
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
100.000.000,00
|
2019
|
Pendapatan diterima
di muka
Pendapatan sewa
|
Rp 75.000.000,00
|
Rp 75.000.000,00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar