Aset tidak
berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik. Suatu aset dapat diidentifikasikan jika :
- dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama; atau
- muncul dari hak kontraktual atau hak hukumnya lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lainnya.
Pengukuran
pada Pengakuan Awal
Aset tidak
berwujud diakui ketika adanya kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomis
masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut
dapat diukur dengan andal. Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis
masa depan, entitas harus menggunakan asumsi yang wajar dan dapat mendukung
yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang akan ada
selama masa manfaat aset. Dalam menilai tingkat kepastian akan adanya manfaat
ekonomis masa depan yang timbul dari penggunaan aset tidak berwujud, entitas
mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat pengakuan awal aset dengan
memberikan penekanan pada bukti eksternal.
Entitas mengukur
aset tidak berwujud pada awalnya sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset
tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah terdiri dari harga beli (termasuk
bea impor dan pajak yang sifatnya tidak dapat dikreditkan, setelah diskon dan
potongan dagang) dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
mempersiapkan aset sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
Satu atau lebih
aset tidak berwujud mungkin diperoleh melalui pertukaran dengan satu atau
beberapa aset non-moneter, atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter.
Biaya perolehan aset tidak berwujud semacam itu harus diukur sebesar nilai
wajar, kecuali: (a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial,
atau (b) nilai wajar aset yang diterima atau diberikan tidak dapat diukur
secara andal. Jika entitas mampu menentukan nilai wajar secara andal atas aset
yang diterima atau diberikan, maka nilai wajar aset yang diberikan digunakan
untuk mengukur biaya perolehan kecuali nilai wajar aset yang diterima mempunyai
bukti yang lebih jelas. Jika entitas tidak mampu menentukan nilai wajar yang
andal atas aset yang diperoleh, maka biaya perolehannya diukur pada jumlah
tercatat aset yang diberikan.
Entitas harus
mengakui pengeluaran internal yang terjadi atas aset tidak berwujud, termasuk
semua pengeluaran untuk aktivitas riset dan pengembangan sebagai beban pada
saat terjadinya, kecuali pengeluaran tersebut merupakan bagian dari biaya
perolehan aset lainnya. Pengeluaran berikut ini harus diakui sebagai beban dan
bukan sebagai aset tidak berwujud:
- merek, logo, judul publikasi, daftar konsumen yang dihasilkan secara internal dan hal lain yang secara substansi serupa.
- aktivitas perintisan (biaya perintisan), termasuk biaya legal dan kesekretariatan dalam rangka mendirikan entitas hukum, pengeluaran dalam rangka membuka usaha atau fasilitas baru (biaya prapembukaan) atau pengeluaran untuk memulai operasi baru atau meluncurkan produk atau proses baru (biaya praoperasi).
- aktivitas pelatihan.
- aktivitas periklanan dan promosi.
- relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh entitas.
Umur
Manfaat
Untuk tujuan SAK
ETAP, semua aset tidak berwujud dianggap mempunyai umur manfaat yang terbatas.
Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau hak
hukum lainnya tidak boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum
tersebut, tetapi mungkin lebih pendek tergantung pada lamanya periode
ekspektasi pengunaan aset tersebut. Jika hak kontraktual atau hak hukum lainnya
untuk masa yang terbatas dapat diperbarui, maka umur manfaat aset tidak
berwujud harus termasuk periode yang diperbarui hanya jika terdapat bukti yang
mendukung pembaruan oleh entitas tanpa biaya yang signifikan.
Jika entitas
tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu aset tidak berwujud, maka umur
manfaatnya dianggap 10 tahun.
Faktor-faktor
seperti perubahan pemakaian aset, perkembangan teknologi, dan perubahan harga
pasar dapat mengindikasikan bahwa umur manfaat aset tidak berwujud telah
berubah sejak tanggal periode tahunan paling kini. Jika terdapat indikator
tersebut, maka entitas harus menelaah ulang estimasi sebelumnya dan (jika
ekspektasi sekarang berbeda) mengubah metode amortisasi atau umur manfaat.
Pengukuran
Setelah Pengakuan Awal
Entitas harus
mengukur aset tidak berwujud pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Entitas harus mengalokasikan
jumlah yang dapat disusutkan dari aset tidak berwujud secara sistematis selama
umur manfaatnya. Beban amortisasi untuk setiap periode harus diakui sebagai
beban.
Amortisasi
dimulai ketika aset siap digunakan, yaitu aset tersebut berada di lokasi dan
kondisi yang dibutuhkan untuk mampu beroperasi sesuai dengan keinginan
manajemen. Amortisasi dihentikan ketika aset dihentikan pengakuanya. Entitas
harus memilih metode amortisasi yang mencerminkan pola pemanfaatan aset di masa
mendatang. Jika entitas tidak dapat menetapkan pola yang andal, maka entitas
harus menggunakan metode garis lurus.
Nilai residu
suatu aset tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali ada
komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tidak berwujud tersebut pada
akhir masa manfaatnya atau ada pasar aktif bagi aset tidak berwujud tersebut.
SAK ETAP Bab 16
Aset Tidak Berwujud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar