Kewajiban
Diestimasi
Entitas mengakui
kewajiban diestimasi jika:
- entitas memiliki kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu.
- kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak mungkin) terjadi bahwa entitas akan disyaratkan untuk mentransfer manfaat ekonomis pada saat penyelesaian.
- jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan andal.
Dalam kasus yang
jarang terjadi, tidak dapat ditentukan secara jelas apakah terdapat kewajiban
kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan kewajiban kini
jika (setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia) terdapat kemungkinan bahwa
kewajiban kini telah ada pada tanggal pelaporan.
Entitas mengakui
kewajiban diestimasi tersebut sebagai kewajiban dalam neraca dan mengakui
jumlah dari kewajiban diestimasi tersebut sebagai beban dalam laporan laba
rugi. Hal ini dikecualikan jika kewajiban diestimasi tersebut merupakan
komponen dari biaya memperoleh persediaan atau pun aset tetap.
Pada kondisi
kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu akan memiliki arti bahwa
entitas tidak memiliki alternatif yang realistis untuk menyelesaikan kewajiban
tersebut. Hal ini dapat terjadi ketika kewajiban dipaksakan secara hukum atau
ketika entitas memiliki kewajiban konstruktif karena peristiwa masa lalu yang telah
menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain, sehingga entitas akan
melaksanakan kewajiban tersebut.
Kewajiban akan
muncul dari tindakan entitas di masa depan tanpa mempedulikan kemungkinan
keterjadiannya dan meskipun kewajiban tersebut adalah kewajiban kontraktual.
Sebagai ilustrasi, karena tekanan persyaratan hukum, entitas dapat memiliki kebutuhan
untuk melakukan pengeluaran operasional dengan cara tertentu di masa akan
datang. Tekanan tersebut dapat dimisalkan mengenai kewajiban diestimasi masa
depan yang akan timbul sebagai akibat limbah asap perusahaan. Karena entitas
mampu mengendalikan limbah asapnya dengan mengubah metode operasinya, sehingga
entitas terhindar dari jerat peraturan mengenai limbah asap. Berdasarkan hal
tersebut, maka entitas tidak memiliki kewajiban kini untuk pengeluaran masa
depan tersebut dan tidak ada pengakuan kewajiban diestimasi.
A. Pengkuruan Pada
Pengakuan Awal
Jumlah yang
diakui sebagai kewajiban diestimasi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran
yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan. Jika
kewajiban diestimasi yang sedang diukur menyangkut populasi yang terdiri atas
sejumlah besar unsur, maka kewajiban ditentukan dengan menimbang berbagai
kemungkinan hasil berdasarkan probabilitas terkait.
Jika kewajiban
yang diukur hanya satu, maka kemungkinan hasil yang probabilitasnya paling
tinggi merupakan estimasi terbaik dari kewajiban tersebut. Namun, dalam kasus
demikian, entitas harus mempertimbangkan kemungkinan hasil lainnya. Jika
kemungkinan hasil lain mengandung probabilitas yang sebagian besar lebih tinggi
atau sebagian besar lebih rendah dibandingkan dengan kemungkinan hasil yang probabilitasnya
paling tinggi, maka yang dianggap estimasi terbaik adalah suatu nilai yang
lebih tinggi atau yang lebih rendah dibandingkan kemungkinan hasil yang
probabilitasnya paling tinggi tersebut.
Jika dampak
nilai waktu uang cukup material, maka jumlah kewajiban diestimasi adalah nilai
kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.
Tingkat diskonto adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan
penilaian pasar atas nilai waktu uang. Risiko tertentu atas kewajiban dicerminkan
di tingkat diskonto atau estimasi jumlah yang disyaratkan untuk menyelesaikan
kewajiban, tetapi bukan keduanya.
Jika sebagian
atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi diganti oleh
pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan
bahwa penggantian pasti diterima pada saat perusahaan menyelesaikan
kewajibannya. Piutang penggantian akan disajikan dalam neraca sebagai aset dan
tidak boleh saling hapus terhadap kewajiban diestimasi yang ada. Dalam laporan
laba rugi, entitas diperbolehkan untuk melakukan saling hapus atas penggantian
dari pihak lain terhadap beban yang berkaitan dengan kewajiban diestimasi
tersebut. Entitas harus mengeluarkan keuntungan atas ekspektasi pelepasan aset
dari perhitungan kewajiban diestimasi.
B. Pengukuran Setelah
Pengakuan Awal
Entitas
membebankan kewajiban diestimasi hanya untuk pengeluaran atas kewajiban
diestimasi yang telah diakui pada awalnya.
Entitas menelaah
kewajiban diestimasi pada setiap tanggal pelaporan dan melakukan penyesuaian
untuk mencerminkan estimasi terbaik kini atas jumlah yang disyaratkan untuk
menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan. Penyesuaian atas jumlah
yang diakui sebelumnya, diakui di laporan laba rugi kecuali kewajiban diestimasi
pada awalnya diakui sebagai bagian dari biaya perolehan persediaan atau aset
tetap. Jika kewajiban diestimasi diukur pada nilai kini dari jumlah kewajiban
yang diharapkan disyaratkan untuk diselesaikan, maka penyesuaian diskonto harus
diakui sebagai biaya pinjaman.
Kewajiban
Kotinjensi
Kewajiban
kontinjensi merupakan kewajiban potensial yang belum pasti atau kewajiban kini
yang tidak diakui karena tidak memenuhi salah satu atau kedua kondisi (b) dan
(c) pada pengakuan awal. Entitas tidak boleh mengakui kewajiban kontinjensi
sebagai kewajiban. Pengungkapan mungkin disyaratkan sesuai dengan ketentuan SAK
ETAP. Entitas juga tidak diperkenankan untuk mengakui aset kontinjensi sebagai
aset. Pengungkapan mungkin disyaratkan sesuai dengan ketentuan SAK ETAP.
Jika arus masuk
dari manfaat ekonomi besar kemungkinannya terjadi namun belum ada kepastiannya,
maka entitas harus mengungkapkan uraian dari sifat aset kontinjensi pada akhir
tanggal pelaporan. Ketika praktis dilakukan, maka diungkapkan estimasi atas
dampak keuangan yang diukur. Jika tidak praktis membuat pengungkapan ini, maka
fakta tersebut harus diungkapkan.
Dalam kasus yang
benar-benar jarang terjadi, pengungkapan atas sebagian atau seluruh informasi
yang disyaratkan yang dapat diekspektasi akan merugikan secara serius posisi
entitas yang sedang berselisih dengan pihak lain mengenai kewajiban diestimasi,
kewajiban kontinjensi, atau aset kontinjensi. Dalam kasus tersebut, entitas
tidak perlu mengungkapkan informasi tersebut, tetapi harus mengungkapkan sifat
umum dari kasus yang diperselisihkan, bersama dengan fakta dan alasan informasi
tidak diungkapkan.
SAK ETAP Bab 18 Kewajiban
Diestimasi dan Kotinjensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar