Senin, 20 Oktober 2014

Laporan Keuangan (SAK ETAP)

Laporan keuangan dapat diartikan sebagai suatu laporan yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan atau entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang berguna bagi sejumlah pengguna dalam mengambil suatu keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Laporan keuangan juga menyediakan informasi dari pihak manajemen atas tanggung jawab sumber daya yang dipercayakan untuk dikelolah.

Pada laporan keuangan umumnya terdapat angka-angka yang menjadi aspek kuantitatifnya. Namun, laporan keuangan juga memiliki aspek kualitatif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1
Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus mudah dipahami dengan asumsi para pengguna memiliki kemampuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.
2
Relevan
Kualitas relevan dapat dilihat jika dapat mempengaruhi pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Proses pengmabilan keputusan dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa depan.
3
Materialitas
Informasi diakatakan material jika terdapat kesalahan yang dapat mempengaruhi para pengguna dalam mengambil keputusan. Pelaporan keuangan harus bebas dari kesalahan yang material.
4
Keandalan
Laporan keuangan yang andal harus bebas dari kesalahan yang materialdan bias, serta penyajian yang jujur.
5
Subtansi Mengungguli Bentuk
Untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan, maka transaksi, pristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
6
Pertimbangan Sehat
Pertimbangan yang sehat menunjukan unsur kehati-hatian ketika melakukan pertimbangan pada kondisi yang tidak pasti sehingga tidak ada makna bias dalam laporan keuangan. Harus ada proporsi aset dan pendapatan yang tepat terhadap kewajiban dan beban.
7
Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, maka laporan keuangan harus lengkap dalam batas materialitas dan biaya.
8
Dapat Dibandingkan
Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan atar periode pelaporan. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi trend psosisi keuangan dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan konsistensi dalam pengungkapan pada laporan keuangan. Jika terdapat perubahan kebijakan dalam pelaporan keuangan, maka perubahan kebijakan tersebut harus diungkapkan berserta dengan dasar dan dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut.
9
Tepat Waktu
Tepat waktu akan mempengaruhi relevansi laporan keuangan untuk mempengaruhi pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi pada laporan keuangan yang tidak tepat waktu akan mengurangi nilai relevansi dan keandalan pada laporan keuangan.
10
Keseimbangan antara Biaya dan Mafaat
Manfaat yang terikat dalam informasi laporan keuangan seharusnya lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu laporan keuangan.

Unsur pelaporan keuangan pada SAK ETAB terbagi menjadi dua yaitu posisi keuangan dan kinerja keuangan yang dapat dijelaskan pada gambar berikut: 

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dengan tujuan diperolehnya manfaat ekonomi di masa depan. Manfaat ekonomi di masa depan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung yang memberikan sumbangan dalam bentuk aliran kas atau setara dengan kas. Aliran kas bisa dicontohkan dengan penggunaan aset atau pelepasan aset. Contoh sumbangan tidak langsung adalah penggunaan mobil untuk mengangkut barang jual ke konsumen. Contoh sumbangan langsung adalah persediaan yang dijual kepada konsumen yang memiliki peningkatan nilai ekonomi. Aset dapat saja berwujud, namun terdapat aset yang tidak berwujud dalam eksistensinya. Pada eksistensi aset, hak milik tidak menjadi patokan penuh. Hal ini dikarenakan terdapat aset yang tidak dimiliki tapi diperoleh melalui sewa. Namun entitas dapat mengendalikan manfaat ekonomis yang diharapkan dari properti tersebut.

Kewajiban merupakan kewajiban masa kini yang timbul sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang ketika penyelesaiaanya akan membuat arus keluar dari sumber daya yang memiliki nilai ekonomis. Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif. Kewajiban dapat mengikat sebagai hukum sebagai konsekuensi dari perikatan atau kontrak yang telah dilakukan. Kewajiban konstruktif timbul ketika entitas :
  1. munculnya kebijakan yang telah dipublikasikan yang cukup spesifik sehingga entitas diharuskan melaksanakan kewajibannya sebagai akibat dari peristiwa di masa lalu. Hal ini dapat dicontokan pada perusahaan pertambangan yang melakukan perusakan lingkungan.
  2. menimbulkan ekspektasi yang kuat dan sah bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.

Penyelesaian kewajiban dapat dilakukan dengan penyerahan kas, aset lain, pemberian jasa, mengganti kewajiban terbut dengan kewajiban lain, dan konversi kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat diselesaikan dengan cara lain, kreditur membebaskan atau membatalkan haknya atas kewajiban tersebut.

Ekuitas adalah hak residual dari aset yang dimiliki entitas setelah dikurangi seluruh kewajiban yang dimiliki. Pada ekuitas terdapat modal sendiri, setoran modal dari pemegang saham, laba ditahan, laba atau rugi tahun berjalan.

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan yang berbentuk arus masuk, peningkatan aset, penurunan kewajiban yang meningkatkan ekuitas yang tidak bersumber dari kontribusi penanaman modal. Pengahasilan terdiri dari pendapatan dan keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh dari aktivitas entitas. Contoh : penjualan, imbalan, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Keuntungan adalah definisi lain yang mencerminkan penghasilan namun bukan pendapatan. Ketika keuntungan diakui dalam laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah, karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode pelaporan yang berbentuk arus keluar, penurunan aset, atau terjadi peningkatan kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait pada penarikan modal. Beban terdiri dari beban yang timbul dari aktivitas dan kerugian. Kerugian adalah pos lain yang mencerminkan definisi beban yang mungkin tidak timbul dari aktivitas biasa entitas.

Pengakuan unsur pelaporan keuangan dapat dijelaskan pada gambar berikut:




SAK ETAP Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar