Mata
uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. SAK ETAP telah mangatur bahwa entitas yang berada di Indonesia
menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang pelaporan. Meskipun terdapat
beberapa entitas di Indonesia yang tidak menggunakan Rupiah sebagai mata uang
pelaporan. Hal ini dapat dibenarkan jika mata uang tersebut memenuhi kriteria
mata uang fungsional.
Pada
umumnya laporan keuangan dilaporkan dalam mata uang lokal. Namun demikian, jika
entitas menggunakan mata uang selain mata uang lokal (misalnya dolar Amerika)
sebagai mata uang pelaporan, maka mata uang pelaporan tersebut harus merupakan
mata uang fungsional. Mata uang fungsional dapat merupakan mata uang rupiah
atau mata uang selain rupiah (misalnya dolar Amerika), bergantung pada fakta
substansi ekonominya.
Laporan
keuangan dimaksudkan untuk memberikan informasi finansial tentang kinerja,
posisi keuangan, dan arus kas entitas. Laporan keuangan dihasilkan dari catatan
akuntansi entitas, sehingga mata uang yang digunakan dalam catatan akuntansi
adalah mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan. Dengan konsep ini,
prosedur pengukuran kembali dari catatan akuntansi laporan keuangan atau
penjabaran laporan keuangan tidak diperlukan lagi, karena pada hakikatnya
laporan keuangan telah disajikan pada mata uang fungsionalnya.
Suatu
mata uang merupakan mata uang fungsional jika memenuhi indikator berikut ini
secara menyeluruh:
- Indikator arus kas: arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama entitas didominasi oleh mata uang tertentu.
- Indikator harga jual: harga jual produk entitas dalam periode jangka pendek sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk entitas secara dominan dipasarkan untuk ekspor.
- Indikator biaya: biaya-biaya entitas secara dominan sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata uang tertentu.
Untuk
menentukan mata uang fungsional suatu entitas diperlukan pertimbangan mengenai
indikator. Di samping itu, untuk entitas yang mempunyai lebih dari satu anak
entitas atau operasi terpisah dan dapat dibedakan, seperti cabang atau divisi,
di mana operasi ini dapat dipandang sebagai suatu entitas atau kegiatan operasi
terpisah, mungkin digunakan beberapa mata uang fungsional yang berbeda sehingga
masing-masing mata uang tersebut perlu dipertimbangkan dalam penentuan mata
uang fungsional entitas tersebut. Dalam penentuan mata uang fungsional tingkat
relevansi dan keandalan diperoleh, misalnya melalui pemberian bobot pada
masing-masing indikator tersebut di atas, kemudian atas bobot indikator
individu ini ditentukan bobot secara keseluruhan. Dalam hal ini, arus kas masuk
memiliki bobot paling besar. Selain pemberian bobot, juga perlu dipertimbangkan
faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kondisi ekonomi dalam jangka panjang.
SAK
ETAP Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar